Selasa, 27 Maret 2012


Puisi Cinta ......

Angin menghembus tidak terasa nyamanya
Matahari memancar tidak terasa teriknya
Hujan turun mencurah tidak terasa sejuknya
Kosong..kaku beku.. dan lesu.


Rasa jiwa ku hanya satu
Aku hanya terasa jauh
Bahkan terus menjauh 


Semakin aku mengenali
Semakin aku menghampiri
Semakin aku coba mendekati
Aku semakin resah dan gelisah


Walau pernah aku berbunga ceria
Tersenyum manis seindah surya
Saat kau hadir menjenguk rasa
Walau hanya untuk seketika


Tidak mau terus berfantasi
Takut terus dililit mimpi
Aku sedarkan diri


Kau sudah terlalu jauh
Sedang aku masih di sini
Kau sudah berlari
Sedang aku baru mau tertatih


Maukah kau menantiku?
Menoleh aku disini
Memimpin jemari lesu ini
Menuntun kaki lunglai ini


Biar mampu bersamamu
Bersama membina tugu cinta
Berlari berkejaran di jalan dakwah
Hingga kita hanya berhenti
Setelah kita genggam bersama
CintaNYA yang kita damba
Dan tertambat bahagia di syurgaNya

Senin, 26 Maret 2012


PUISI CINTA RABIATUL ADAWIYAH

Hatiku tenteram dan damai jika aku diam sendiri
ketika Kekasih bersamaku
cintaNya padaku tak pernah berbahagi
dan dengan benda yang sana selalu mengujiku
bilakah dapat kurenungi keindahanNya?
Dia akan menjadi mihrabku
dan arahnya menjadi kiblatku
bila kumati kerana cinta, sebelum terpuaskan
akan terseksa dan lukalah aku di dunia ini
oh penawar jiwaku, hatiku
adalah santapan yang tersaji bagi mahuNya
barulah jiwaku pulih jika telah bersatu denganMu
oh sukacita dan nyawaku moga kekal lah
dan diriMu juga berahiku berasal
dari semua benda fana di dunia ini
diriku telah tercerai
hasratku adalah bersatu denganMu
melabuhkan rindu
~Rabiatul Adawiyah

Syair Cinta Rabiatul Adawiyah..


Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu
Hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu
Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip
Manusia terlena dalam buai tidur lelap
Pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup
Tuhanku, demikian malam pun berlalu
Dan inilah siang datang menjelang
Aku menjadi resah gelisah
Apakah persembahan malamku Kau Terima
Hingga aku berhak mereguk bahagia
Ataukah itu Kau Tolak, hingga aku dihimpit duka,
Demi kemahakuasaan-Mu
Inilah yang akan selalu ku lakukan
Selama Kau Beri aku kehidupan
Demi kemanusiaan-Mu,
Andai Kau Usir aku dari pintuMu
Aku tak akan pergi berlalu
Karena cintaku padaMu sepenuh kalbu

RASULULLAH SAW DAN PENGEMIS YAHUDI BUTA


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja". "Apakah Itu?", tanya Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "siapakah kamu ?". Abubakar r.a menjawab, "aku orang yang biasa". "Bukan !, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW. Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, benarkah demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a.